Pelaku penembakan mengerikan di masjid Al Noor di Linewood, Christchurch, Selandia Baru merekam aksinya layaknya membuat vlog saat hendak menyerang jamaah yang sedang melakukan shalat Jumat, Jumat 15 Maret 2019 pukul 13.40 waktu setempat.
Rekaman berdurasi 17 menit oleh pria bersenjata itu diunggah olehnya di media sosial. Pelaku penembakkan diyakini adalah Brenton Tarrant, seorang pria kulit putih kelahiran Australia berusia 28 tahun.
Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut. Adapun di wilayah Christchurch terdapat 331 WNI, termasuk 134 mahasiswa. Jarak Wellington ke Christchurch 440 km.
Sejumlah pihak ikut mengecam peristiwa biadab tersebut, salah satunya Lembaga Demokrasi dan Pendidikan Politik, BRORIVAI Center (BRC).
“Kami mengutuk keras aksi tak berperikemanusiaan tersebut. Siapapun dan apapun motifnya, itu tindakan yang tidak dapat ditolerir, sungguh sebuah aksi biadab dalam peradaban,” ujar Founder BRC, Dr. Abdul Rivai Ras, dikutip dari situs resmi BRC, brorivaicenter.com, Sabtu 16 Maret 2019.
“Tindakan itu bukan hanya sangat tidak berperikemanusiaan, dan jauh dari nilai-nilai agama. Tapi juga jauh dari akal sehat manusia itu sendiri. Tak ada agama manapun yang membenarkan perlakuan biadab itu,” sambungnya.
Pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslimin, untuk berdoa bagi para korban yang wafat akibat insiden itu.
“Mari berdo’a untuk saudara kita yang menjadi korban penembakan, semoga mereka menjadi syuhada dan khusnul khatimah,” ujar Bro Rivai, sapaan akrab Rivai Ras.
Menurut laporan dari Pemerintah Selandia Baru melalui Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebutkan, jumlah korban tewas dalam aksi terorisme tersebut yakni sebanyak 40 orang, sementara 20 lainnya luka parah.