BRORIVAI CENTER

Gali Gagasan Visi-Misi Capres, Bro Rivai Center Gelar BRC Table Talk

Makassar – Bro Rivai Center kembali menggelar diskusi publik bersama sejumlah elemen masyarakat di Sulawesi Selatan. Diskusi publik yang dinamai BRC table talk ini berlangsung di IndiCafe, Jalan A.P Pettarani, Makassar, Minggu (10/2) dengan mengangkat tema diskusi “Menggali Gagasan, Visi-Misi Capres dan Kepentingan Nasional”.

Hadir langsung memandu diskusi, Abdul Rivai Ras alias Bro Rivai menekankan pentingnya masyarakat mendiskusikan visi dan misi calon presiden yang disaksikan dalam debat putaran pertama capres-cawapres 2019 beberapa pekan lalu.

“Kita berkumpul, kita datang ingin menggali gagasan capres A maupun capres B, kepudulian kita siapapun capres kita, kita harus menitipkan apa yang menjadi harapan kita yang kepentingan rakyat. Dengan acara hari ini paling tidak kita bisa memperbincangkan apa saja yang menjadi inti ponit dari debat pertama capres-cawapres kemarin,” kata Bro Rivai.

Diskusi turut menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Pakar Ekonomi Syarkawi Rauf, Pakar Hukum Irsyad Dahri, dan Pakar Politik Mulyadi.

Dalam pemaparannya, Syarkawi melihat wujud nyata dari ketimpangan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah lebih fokus membangun pulau jawa.

“Dan ini berimplikasi terhadap penduduk yang ikut terkontsentrasi, karena ekonomi terbesar di Jawa, penduduk akhirnya banyak di sana,” ujarnya.

Diapun menjelaskan bahwa Inflasi di Indonesia trendnya sejak tahun 2010 sampai sekarang mengalami penurunan setiap waktu. Hal ini dikarenakan dampak kondisi ekonomi global karena menjadi mitra bisnis dari Indonesia.

“Di pemerintahan Jokowi ini kita melihat pembangunan tidak terkonsentrasi lagi di Jawa, tapi menyeluruh ke semua wilayah di Indonesia. Yang disampaikan Jokowi di debat kemarin itu adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur dibarengi dengan perkembangan sumber daya manusianya kita,” paparnya.

Sementara iti, dari segi hukum, Irsyad Dahri menilai hasil perdebatan masing-masing capres-cawapres keduanya tidak serius dalam menangani masalah hukum.

“Mereka tidak memperlihatkan komitmen ataupun janji yang kuat terkait penanganan hukum. Kalau kita melihat HAM, Jokowi lebih banyak menyerang Prabowo terkait masalah HAM yang terjadi di orde baru. Namun di sisi lain pemerintahan Jokowi hari ini tidak memperlihatkan hasil-hasil yang baik terkait penegakan HAM,” tegasnya.

Banyak masalah terkait hukum hari ini yang menurut Irsyad abu-abu, alias syarat kepentingan. Dan itu perlu diseriusi oleh capres-cawapres.

Memaparkan pandangannya di wilayah politik, Mulyadi menjelaskan, visi serta misi dari pasangan calon sama-sama mengakui ada yang tidak beres di republik ini.

 

“Jadi kedua pasangan calon, masing-masing mengakui ada yang tidak beres, dan ingin memperbaiki. Indonesia belum memiliki keperibadian politik. Calon nomor dua, menyinggung Indonesia belum adil dan makmur, sementara nomor calon urut satu justru sebaliknya, dengan mengatakan Indonesia hari ini sangat maju dari segala aspek,” jelas dia.

Menurutnya, nasib baik para politisi adalah pada pemilu, itu adalah jantungnya. Berkutat di wilayah kekuasaan. Mempertahankan kekuasaannya.

“Ada dua cara menurut Kelly, kalau anda mau merebut kekuasaan, yakni dengan cara manusia, dan cara binatang,” tambahnya.

“Di politik itu, dia tidak percaya bahwa hukum adalah panglima, karena dia adalah produk politik yang ada di parlemen,” pungkas Mulyadi.

Exit mobile version