Gerakan Bersihkan Sampah Plastik dari Lautan
Program Social Response for Environment ini merupakan inisiatif Brorivai Center dalam upaya mengendalikan sampah plastik dan menyelamatkan bumi dari ancaman polusi lingkungan.
Ekosistem laut benar-benar terancam dengan kehadiran sampah plastik yang kita buang sepanjang waktu. Sampah yang berasal dari darat itu, kemudian masuk ke perairan laut dibawa oleh sungai, manusia, dan juga aktivitas industri/restoran yang ada di sekitar kawasan maritim. Jika tidak dihentikan, World Economic Forum (WEF,2016) menyebut pada 2050 populasi ikan akan terus menyusut dan berbanding terbalik dengan plastik yang jumlahnya melebihi ikan.
Sementara, di sisi yang lain, Indonesia diharapkan dapat berperan besar dalam pengendalian sampah plastik yang ada di laut. Menurut Jenna R Jambeck dalam bukunya “Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean”, Indonesia adalah negara kedua di dunia yang menyumbang sampah plastik terbesar ke lautan.
Bank Dunia (2016) menyebutkan, sebanyak 400 ribu ton sampah plastik diperkirakan masuk ke perairan Indonesia setiap tahun.
Data yang dihimpun Brorivai Center (2018) menunjukkan bahwa kawasan perairan Timur Indonesia menjadi salah satu kawasan paling banyak mengandung mikro plastik. Dari penelitian, sepertiga sampel ikan yang ditangkap di wilayah ini, ternyata mengandung mikro plastik.
Menurut Chris Tyree dan Dan Morrison dalam bukunya “Invisible: The Plastic Inside Us”, bahwa dalam setiap kantong plastik, terdapat sedikitnya 84 ribu mikroplastik. Tak hanya itu, keduanya juga mengungkap fakta mengejutkan, di dalam air keran di seluruh dunia, ternyata selama ini mengandung mikro plastik.
Merujuk pada fakta-fakta tersebut, penanganan sampah plastik secara terpadu dan komprehensif, wajib dilakukan Indonesia sejak sekarang.. Karena itu melalui “BRC Enviromnent Care” mendorong program kampanye #CLEANSEAS sebagai upaya membangun komitmen lingkungan bersama masyarakat (social communities) secara terbuka dalam mengendalikan sampah plastik di laut.
Sebagai negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, dan menempatkan sampah plastik sangat berbahaya jika tetap dibiarkan, maka Brorivai Center sebagai lembaga yang turut peduli lingkungan di Indonesia senantiasa berkomitmen membantu pemerintah untuk mengurangi 70 persen sampah plastik di lautan pada 2025.
Break Free From Plastic, Save the Ocean and Save the Planet!