BRORIVAI CENTER

Tragedi KM Lestari Maju: Lalai di Darat, Korban di Laut

Belum hilang dari ingatan kita tragedi KM Arista yang tenggelam di perairan Makassar, kemudian KM Sinar Bangun di Danau Toba. Kini, kecelakaan serupa kembali menimpa kapal feri penyeberangan jenis Roro, KM Lestari Maju rute Bira – Selayar, Sulawesi Selatan.

Insiden yang menimpa KM Lestari Maju menambah daftar kelam buruknya managemen kepelabuhanan di laut Indonesia. Sebab dalam kecelakaan ini, tim SAR gabungan mengevakuasi 51 korban diduga sebagai penumpang ‘gelap’, yang turut berlayar dari Bira ke Pelabuhanan Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Di mana, dari data manifest KM Lestari Maju tercatat mengangkut sebanyak 139 orang dan 48 kendaraan. Sedangkan dari hasil evakuasi, ditemukan 51 penumpang yang tidak resmi alias ilegal yang ada di kapal tersebut.

Data terakhir yang masuk pukul 13.30 Wita, Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi korban sebanyak 190 orang. Jumlah korban tewas tercatat sebanyak 35 orang. Sedangkan korban selamat sebanyak 155 orang.

Kepala Syahbandar Pelabuhan Bira Bulukumba, Zainuddin saat dimintai keterangan, memilih hemat berkomentar. Alasannya, sementara mendampingi menteri. Dan sampai saat ini, proses evakuasi terus dilakukan oleh tim Basarnas. Sementara, sebagian penumpang sudah dievakuasi di tiga rumah sakit di Selayar.

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi berjanji akan menindak tegas nahkoda kapal KM Lestari Maju yang karam di perairan Selayar. Sanksi tersebut diberikan karena jumlah penumpang tidak sesuai dengan data manifest.

“Jumlah penumpang melebihi dari jumlah data manifes. Petugas telah melanggar undang-undang. Tentu kami akan memberikan sanksi,” tegas Menhub Budi saat menggelar jumpa pers di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Rabu (4/7).

Selain operator kapal yang akan ditindak tegas, kata dia, pihak Otoritas Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba juga harus ikut bertanggungjawab. “Dalam hal ini terdapat kesalahan Syahbandar dan petugas. Mereka harus bertanggung jawab apa yang sudah terjadi,” terangnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan, Ditjen Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo menjelaskan, kapal penyeberangan KMP Lestari Maju sengaja dikandaskan dan tidak tenggelam seperti informasi yang beredar di luar.

“Laporan dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Bulukumba, kapal tersebut kemasukan air karena cuaca buruk. Jadi kapal oleh nakhoda sengaja dikandaskan agar tidak tenggelam dan memudahkan evakuasi para penumpang,” ujar Dirjen Agus melalui siaran persnya, Selasa (3/7/2018).

Menanggapi peristiwa ini, Dosen Studi Keamanan Maritim Universitas Pertahanan, Kolonel (TNI) Dr. Abdul Rivai Ras berpendapat, faktor teknis seperti cuaca buruk, tingginya gelombang serta hantaman air laut, bisa jadi mengakibatkan masuknya air ke dalam kapal bagian mesin, atau karena kuatnya hantaman gelombang.

“Belum lagi jika gelombang laut menghantam kondisi ketahanan kapal yang tidak memadai sehingga bisa terjadi kebocoran, dan gilirannya terjadi ketidakseimbangan kapal. Ketiga, karena kesalahan orang. Mungkin mengendalikan kapal tidak tepat. Mungkin kandas atau terjadi ketidak seimbangan penumpang dan barang yang diangkut di atas geladak, sehingga kapal tidak stabil,” ujar Abdul Rivai Ras.

Menanyakan pandangannya terkait pernyataan Dirjen Kementerian Perhubungan yang menyebut, KM Lestari Maju sengaja dibocorkan untuk menghindari kapal tenggelam, Pendiri Bro Rivai Center itu berpandapat lain. “Perihal air sengaja dimasukkan ke dalam kapal biasa dilakukan apabila kapal tidak stabil dan mengalami ketidak seimbangan beban, sehingga perlu balancing,” katanya.

Menurutnya, teknik memasukkan air ke dalam kapal dengan tujuan untuk mencapai keseimbangan adalah teknik yang sifatnya sesuai kondisi dan situasi. “Teorinya kalau kapal ini tidak bocor dan keseimbangannya stabil, tidak akan tenggelam. Yang pasti teknik ini sangat situasional dan tidak menjamin kapal tidak tenggelam,” tandas Rivai Ras.

Informasi yang diterima, kapal KM Lestari Maju membawa kendaraan roda dua sebanyak 18 unit, kendaraan roda empat sebanyak 14 unit, kendaraan golongan 5 sebanyak 8 unit dan kendaraan golongan 6 sebanyak 8 unit, dengan jumlah total 48 unit kendaraan.

Kapal KM Lestari Maju merupakan kapal jenis Ro-Ro yang melayani lintas penyeberangan Bira – Pamatata, Selayar. Kapal dengan panjang 48.48 meter dan lebar 16.50 meter serta berat GT. 1519 berbahan dasar baja itu, memiliki jumlah geladak 1 buah, jumlah baling-baling 2 buah, serta daya mesin sebesar 650 HP.

KM Lestari Maju yang memiliki 19 Anak Buah Kapal (ABK) itu dikabarkan tenggelam di perairan Selayar, Kabupaten Bulukumba pada Selasa (3/7/2018) pukul 14.30 Wita. Sementara, sang nakhoda Agus Susanto sudah diamankan Polres Selayar.

“Polisi akan menyelidiki sehubungan dengan musibah ini. Jadi untuk sementara nahkodanya kita amankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” kata Kapolres Selayar, AKBP Syamsu Ridwan, Rabu (4/7).

 

Exit mobile version